Salah satu aspek paling ekstrem dan kontroversial dalam olahraga gulat kompetitif adalah praktik cutting weight, atau penurunan berat badan dalam waktu singkat untuk memenuhi batas kelas berat tertentu. Proses Manajemen Berat Badan yang ketat ini seringkali melibatkan diet yang sangat restriktif dan dehidrasi yang disengaja menjelang hari penimbangan. Meskipun diperlukan untuk mendapatkan keunggulan kompetitif, praktik Manajemen Berat Badan yang tidak sehat dapat menimbulkan risiko serius bagi kesehatan fisik dan mental atlet. Memahami tantangan dan potensi bahaya dari Manajemen Berat Badan ekstrem ini adalah langkah pertama untuk memastikan kesejahteraan atlet dan menegakkan praktik olahraga yang lebih etis dan aman.
Tantangan terbesar dalam Manajemen Berat Badan adalah dampak kesehatan yang ditimbulkannya. Dehidrasi yang parah (penurunan cairan tubuh hingga 5-10%) dapat menyebabkan kram otot, kelelahan akut, gangguan fungsi ginjal, hingga peningkatan risiko serangan panas (heat stroke). Praktik ini dilakukan hanya beberapa hari sebelum kompetisi, dengan harapan atlet dapat menambah kembali berat badan mereka setelah penimbangan (rehydration dan refuelling) sebelum bertanding. Namun, pemulihan yang tidak sempurna seringkali mengurangi kekuatan, daya tahan, dan kemampuan kognitif atlet selama pertandingan. Para ahli gizi olahraga di Pusat Kesehatan dan Kebugaran Atlet Indonesia pada bulan Juni 2026 secara resmi mengeluarkan panduan ketat yang melarang penurunan lebih dari 1,5% berat badan per minggu untuk meminimalkan risiko dehidrasi ekstrem.
Di sisi mental, proses cutting weight juga dapat memicu gangguan makan dan masalah psikologis lainnya. Rasa lapar, isolasi sosial, dan kecemasan terkait penimbangan dapat menempatkan atlet dalam tekanan mental yang sangat tinggi. Kurangnya nutrisi yang memadai, terutama karbohidrat, juga memengaruhi suasana hati dan konsentrasi. Untuk memerangi praktik berbahaya ini, Federasi Gulat Dunia (UWW) dan Komite Olimpiade telah memperkenalkan aturan yang lebih ketat, termasuk penimbangan ulang yang tak terduga (random weigh-ins) pada pagi hari sebelum pertandingan, untuk mengurangi insentif bagi atlet yang mencoba menurunkan berat badan secara ekstrem.
Peran pelatih dan institusi sangat penting untuk mengawasi dan mencegah praktik ilegal atau berbahaya ini. Pelatih harus bekerja sama dengan ahli gizi dan dokter olahraga, bukan hanya untuk memastikan atlet memenuhi kelas berat, tetapi dengan cara yang sehat dan berkelanjutan. Pihak Kepolisian Resor setempat melalui Satuan Narkoba juga kerap melakukan penyuluhan di training camp gulat setiap awal tahun ajaran untuk memperingatkan atlet terhadap penggunaan obat diuretik atau suplemen ilegal yang sering digunakan untuk memanipulasi berat badan, yang dapat memiliki konsekuensi hukum dan kesehatan jangka panjang. Dengan pendidikan dan regulasi yang lebih baik, olahraga gulat dapat bergerak menuju praktik Manajemen Berat Badan yang lebih etis dan berpusat pada kesehatan atlet.