Single Leg Takedown adalah salah satu teknik serangan paling fundamental dan paling banyak digunakan dalam gulat freestyle maupun folkstyle. Keberhasilan teknik ini tidak hanya bergantung pada kekuatan eksplosif, tetapi pada Variasi Gerakan yang digunakan pegulat dari awal serangan (penetration) hingga penyelesaian (finish). Menguasai Variasi Gerakan dalam single leg takedown memungkinkan pegulat untuk tetap fleksibel dan adaptif ketika lawan mencoba mempertahankan diri atau melakukan sprawl. Variasi Gerakan yang efisien memastikan bahwa upaya takedown tidak terbuang sia-sia dan berakhir dengan poin di matras.
Fase pertama adalah Penetrasi (Penetration). Penetrasi yang sempurna dimulai dengan perubahan level yang cepat (menurunkan pinggul) dan langkah maju yang eksplosif, menjaga punggung tetap lurus dan pandangan ke atas. Kunci di sini adalah menjaga kepala di luar, di sisi pinggul lawan, untuk mencegah mereka mencekik kepala (choke) atau mengontrol tubuh bagian atas. Menurut hasil Training Camp gulat KONI Jawa Barat yang diadakan pada Jumat, 11 Juli 2025, akurasi dan kecepatan penetrasi diukur dengan waktu reaksi kurang dari 0.5 detik untuk mencapai kaki lawan.
Fase kedua adalah Kontrol dan Pengamanan (Control and Secure). Setelah berhasil memegang satu kaki lawan, pegulat harus segera mengamankan posisi dengan memegang erat pergelangan kaki dan di belakang lutut. Ini adalah titik di mana Variasi Gerakan mulai dimainkan, tergantung pada reaksi lawan. Jika lawan melakukan sprawl (meregangkan kaki ke belakang), pegulat dapat beralih ke high crotch (power double) atau Anatomi Takedown Sempurna lainnya. Jika lawan mencoba menarik kaki ke atas, pegulat dapat melakukan lift ke atas dan mencari trip dengan mengaitkan kaki mereka di antara kaki lawan.
Fase terakhir adalah Penyelesaian (Finish). Ada banyak cara untuk menyelesaikan single leg. Salah satu yang paling efektif adalah Tree-Toppling (mendorong lawan ke samping hingga jatuh seperti pohon tumbang), atau menggunakan Ankle Pick untuk menjatuhkan kaki yang tersisa. Jika lawan berhasil mempertahankan diri dengan baik, pegulat harus menunjukkan Daya Tahan Mental dengan terus melakukan drive ke depan dan samping, tidak memberikan jeda kepada lawan untuk escape atau reversal. Dengan menguasai transisi dari satu Variasi Gerakan ke variasi lainnya, pegulat memastikan mereka mendapatkan dua poin, bukan hanya upaya yang gagal.