Sekolah Dasar (SD) adalah miniatur keberagaman. Di bangku sekolah, anak-anak dari berbagai latar belakang, termasuk Toleransi Beda Agama, bertemu dan berinteraksi. Inilah kesempatan emas untuk menanamkan nilai toleransi sejak dini, salah satunya melalui kisah persahabatan yang tulus antar teman beda agama.

Bayangkan Budi yang beragama Islam bersahabat karib dengan Made yang beragama Hindu. Mereka berbagi cerita, bermain bersama saat istirahat, dan saling membantu dalam belajar. Saat bulan Ramadan tiba, Made dengan penuh pengertian tidak makan dan minum di depan Budi. Sebaliknya, saat Hari Raya Nyepi, Budi menghormati kekhusyukan Made dan keluarganya dengan tidak bermain terlalu ramai.

Kisah persahabatan seperti ini bukan hanya menghangatkan hati, tetapi juga mengajarkan arti penting saling menghargai keyakinan orang lain. Anak-anak belajar bahwa perbedaan agama bukanlah penghalang untuk menjalin hubungan baik. Mereka memahami bahwa setiap agama memiliki ajaran dan tradisi yang patut dihormati.

Peran guru dalam menumbuhkan Toleransi Beda Agama sangatlah penting. Guru dapat menceritakan kisah-kisah inspiratif tentang persahabatan lintas agama, menekankan nilai-nilai universal seperti kasih sayang dan persaudaraan yang ada dalam setiap ajaran agama. Diskusi terbuka tentang perbedaan dan persamaan antar agama juga dapat membantu siswa memahami perspektif yang berbeda.

Selain itu, orang tua juga memiliki andil besar dalam menanamkan toleransi di rumah. Memberikan contoh sikap menghargai tetangga atau teman yang berbeda agama, serta menjelaskan pentingnya hidup berdampingan secara damai, akan membentuk pola pikir anak yang inklusif.

Kisah-kisah persahabatan beda agama di SD adalah cerminan indahnya toleransi. Melalui interaksi sehari-hari, anak-anak belajar untuk saling menerima, menghormati, dan bahkan belajar dari perbedaan. Pengalaman ini akan menjadi bekal berharga bagi mereka untuk tumbuh menjadi individu yang menghargai keberagaman dan berkontribusi pada terciptanya masyarakat yang harmonis.

Lebih jauh, sekolah dapat mengadakan kegiatan bersama yang melibatkan siswa dari berbagai agama, seperti pentas seni budaya atau kegiatan sosial. Hal ini akan mempererat tali persaudaraan dan menghilangkan sekat perbedaan. Dengan menanamkan benih toleransi sejak dini melalui kisah nyata dan kegiatan yang melibatkan, kita berharap akan tumbuh generasi yang cinta damai dan menghargai setiap perbedaan sebagai sebuah kekayaan