Gelombang kekecewaan dan keprihatinan melanda dunia pendidikan tinggi Indonesia menyusul terungkapnya dugaan integritas terguncang dalam pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (UTBK SNBT) tahun 2025. Sejumlah laporan dan indikasi kuat mengarah pada praktik kecurangan yang sistematis, mempertanyakan integritas terguncang dari proses seleksi yang seharusnya adil dan transparan ini. Jika terbukti benar, skandal ini tidak hanya mencoreng nama baik institusi penyelenggara, tetapi juga merusak kepercayaan calon mahasiswa dan masyarakat luas terhadap sistem penerimaan mahasiswa baru.

Dugaan integritas terguncang ini mencuat setelah beredar luas berbagai informasi di media sosial dan forum daring mengenai adanya oknum yang menawarkan jawaban soal UTBK SNBT sebelum pelaksanaan ujian. Beberapa calon peserta juga melaporkan adanya kejanggalan selama ujian berlangsung di beberapa lokasi, termasuk indikasi adanya bantuan dari pihak luar. Tim investigasi independen yang dibentuk oleh sejumlah organisasi mahasiswa pada hari Senin, 5 Mei 2025, di Jakarta, bahkan mengklaim telah mengumpulkan bukti-bukti awal yang mengarah pada praktik kecurangan yang terorganisir.

Menanggapi isu integritas terguncang ini, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui konferensi pers yang diadakan pada hari Rabu, 7 Mei 2025, di Jakarta, menyatakan akan mengambil tindakan tegas jika terbukti adanya kecurangan. Menteri Nadiem Makarim menegaskan bahwa pihaknya tidak akan mentolerir segala bentuk pelanggaran yang merusak integritas terguncang dari sistem seleksi nasional. Beliau juga mengumumkan pembentukan tim investigasi gabungan yang melibatkan unsur Kemendikbudristek, kepolisian, dan ahli teknologi informasi untuk mengusut tuntas kasus ini.  

Desakan untuk merombak sistem UTBK SNBT pun semakin menguat dari berbagai pihak. Banyak yang menilai bahwa celah keamanan dalam sistem saat ini rentan dimanfaatkan oleh pihak-pihak tidak bertanggung jawab. Pakar pendidikan dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Dr. Budi Santoso, pada hari Kamis, 8 Mei 2025, dalam sebuah diskusi daring, menyampaikan bahwa perlu adanya evaluasi menyeluruh terhadap sistem UTBK, termasuk peningkatan keamanan siber, pengawasan yang lebih ketat di lokasi ujian, dan pertimbangan penggunaan metode seleksi alternatif yang lebih aman dan adil. Skandal integritas terguncang ini menjadi momentum krusial untuk mengevaluasi dan memperbaiki sistem penerimaan mahasiswa baru demi menjamin keadilan dan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia.