Hari: 7 Mei 2025

Indahnya Toleransi: Kisah Teman Beda Agama SD

Sekolah Dasar (SD) adalah miniatur keberagaman. Di bangku sekolah, anak-anak dari berbagai latar belakang, termasuk Toleransi Beda Agama, bertemu dan berinteraksi. Inilah kesempatan emas untuk menanamkan nilai toleransi sejak dini, salah satunya melalui kisah persahabatan yang tulus antar teman beda agama.

Bayangkan Budi yang beragama Islam bersahabat karib dengan Made yang beragama Hindu. Mereka berbagi cerita, bermain bersama saat istirahat, dan saling membantu dalam belajar. Saat bulan Ramadan tiba, Made dengan penuh pengertian tidak makan dan minum di depan Budi. Sebaliknya, saat Hari Raya Nyepi, Budi menghormati kekhusyukan Made dan keluarganya dengan tidak bermain terlalu ramai.

Kisah persahabatan seperti ini bukan hanya menghangatkan hati, tetapi juga mengajarkan arti penting saling menghargai keyakinan orang lain. Anak-anak belajar bahwa perbedaan agama bukanlah penghalang untuk menjalin hubungan baik. Mereka memahami bahwa setiap agama memiliki ajaran dan tradisi yang patut dihormati.

Peran guru dalam menumbuhkan Toleransi Beda Agama sangatlah penting. Guru dapat menceritakan kisah-kisah inspiratif tentang persahabatan lintas agama, menekankan nilai-nilai universal seperti kasih sayang dan persaudaraan yang ada dalam setiap ajaran agama. Diskusi terbuka tentang perbedaan dan persamaan antar agama juga dapat membantu siswa memahami perspektif yang berbeda.

Selain itu, orang tua juga memiliki andil besar dalam menanamkan toleransi di rumah. Memberikan contoh sikap menghargai tetangga atau teman yang berbeda agama, serta menjelaskan pentingnya hidup berdampingan secara damai, akan membentuk pola pikir anak yang inklusif.

Kisah-kisah persahabatan beda agama di SD adalah cerminan indahnya toleransi. Melalui interaksi sehari-hari, anak-anak belajar untuk saling menerima, menghormati, dan bahkan belajar dari perbedaan. Pengalaman ini akan menjadi bekal berharga bagi mereka untuk tumbuh menjadi individu yang menghargai keberagaman dan berkontribusi pada terciptanya masyarakat yang harmonis.

Lebih jauh, sekolah dapat mengadakan kegiatan bersama yang melibatkan siswa dari berbagai agama, seperti pentas seni budaya atau kegiatan sosial. Hal ini akan mempererat tali persaudaraan dan menghilangkan sekat perbedaan. Dengan menanamkan benih toleransi sejak dini melalui kisah nyata dan kegiatan yang melibatkan, kita berharap akan tumbuh generasi yang cinta damai dan menghargai setiap perbedaan sebagai sebuah kekayaan

Pembimbing dan Mentor: Peran Inspiratif Guru dalam Pendidikan

Lebih dari sekadar menyampaikan materi pelajaran, guru memiliki peran ganda yang sangat krusial dalam perjalanan pendidikan siswa: sebagai pembimbing yang mengarahkan dan mentor yang menginspirasi. Kombinasi kedua peran ini membentuk fondasi yang kuat bagi perkembangan akademik, pribadi, dan sosial siswa, membekali mereka untuk meraih potensi maksimal.

Sebagai pembimbing, guru bertindak sebagai kompas yang membantu siswa menavigasi kompleksitas dunia pendidikan. Mereka mengarahkan siswa dalam perjalanan belajar mereka, membantu mereka memahami tujuan pembelajaran, memilih jalur studi yang sesuai dengan minat dan kemampuan, serta memberikan strategi belajar yang efektif. Guru membimbing siswa dalam mengelola waktu, mengatasi kesulitan belajar, dan mengembangkan keterampilan organisasi yang penting untuk kesuksesan akademik.

Peran pembimbing juga mencakup membantu siswa mengidentifikasi minat dan bakat yang mungkin tersembunyi. Melalui observasi, diskusi, dan pemberian berbagai tugas yang menantang, guru dapat mengenali potensi unik setiap siswa dan memberikan dukungan serta kesempatan untuk mengembangkannya. Bimbingan ini membantu siswa menemukan passion mereka dan merencanakan masa depan yang lebih terarah.

Selain akademik, guru juga memberikan nasihat non-akademik yang penting bagi perkembangan holistik siswa. Mereka menjadi tempat curhat, memberikan dukungan emosional, membantu siswa mengatasi masalah pribadi atau sosial, dan menanamkan nilai-nilai positif seperti kejujuran, tanggung jawab, dan empati. Peran ini membangun hubungan kepercayaan antara guru dan siswa, menciptakan lingkungan belajar yang aman dan suportif.

Lebih jauh lagi, guru berperan sebagai mentor yang memberikan inspirasi dan motivasi. Melalui kisah sukses pribadi, pengalaman hidup, dan semangat yang menular, guru dapat membangkitkan motivasi belajar siswa dan mendorong mereka untuk bermimpi besar serta berusaha keras meraih cita-cita. Mentor yang baik tidak hanya memberikan arahan, tetapi juga menanamkan keyakinan pada diri siswa bahwa mereka mampu mencapai potensi terbaik mereka.

Guru sebagai mentor seringkali berbagi insight tentang dunia kerja dan berbagai jalur karir yang mungkin menarik bagi siswa. Mereka membuka wawasan siswa tentang peluang di masa depan dan memberikan panduan tentang langkah-langkah yang perlu diambil untuk mencapai tujuan karir tersebut. Inspirasi dari seorang mentor dapat memiliki dampak jangka panjang dalam membentuk pilihan hidup siswa.

Universitas Pancasila Kukuhkan Empat Guru Besar, Dua Diantaranya dari Fakultas Farmasi

Universitas Pancasila kembali menunjukkan komitmennya dalam pengembangan ilmu pengetahuan dengan mengukuhkan empat Guru Besar baru. Acara pengukuhan yang berlangsung khidmat di Aula Prof. Dr. Soedjatmoko, Kampus Universitas Pancasila, Jakarta Selatan, pada hari Selasa, 6 Mei 2025, menjadi momentum penting bagi institusi pendidikan tinggi ini. Menariknya, dari keempat Guru Besar yang dikukuhkan, dua di antaranya berasal dari Fakultas Farmasi, menandakan penguatan signifikan dalam bidang ilmu farmasi di universitas tersebut.

Rektor Universitas Pancasila, Prof. Dr. Marsudi Wahyu Kisworo, dalam sambutannya menyampaikan rasa bangga dan apresiasinya atas pencapaian akademik yang luar biasa dari para Guru Besar yang baru dikukuhkan. Beliau menekankan bahwa pengukuhan ini bukan hanya merupakan pengakuan atas kontribusi individu, tetapi juga menjadi pendorong bagi seluruh civitas akademika Universitas Pancasila untuk terus meningkatkan kualitas penelitian dan pengajaran.

Dua Guru Besar dari Fakultas Farmasi yang dikukuhkan adalah Prof. Dr. apt. Rina Astuti, M.Si., dengan bidang keahlian Farmakologi Klinik, dan Prof. Dr. apt. Bambang Supriyanto, S.Si., M.Kes., yang memiliki kepakaran di bidang Kimia Farmasi. Kontribusi kedua Guru Besar ini diharapkan dapat semakin memajukan riset dan inovasi di bidang farmasi, serta menghasilkan lulusan yang kompeten dan berdaya saing.

Selain dari Fakultas Farmasi, dua Guru Besar lainnya yang turut dikukuhkan berasal dari Fakultas Teknik dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP). Prof. Dr. Ir. Arya Wijaya, M.Eng., dari Fakultas Teknik, dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam bidang Ilmu Teknik Sipil dengan fokus pada rekayasa struktur. Sementara itu, dari FISIP, Prof. Dr. Dra. Siti Aminah, M.Si., dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam bidang Ilmu Komunikasi, dengan kajian mendalam pada komunikasi antar budaya.

Acara pengukuhan ini dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk perwakilan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, pimpinan perguruan tinggi lainnya, serta para kolega dan keluarga dari para Guru Besar yang dikukuhkan. Dalam kesempatan tersebut, masing-masing Guru Besar menyampaikan orasi ilmiah yang memaparkan hasil penelitian dan pemikiran mereka di bidang keahlian masing-masing.

Prof. Rina Astuti dalam orasinya yang berjudul “Peran Farmakologi Klinik dalam Optimalisasi Terapi Obat di Era Personalized Medicine” menyoroti pentingnya pendekatan individual dalam pemberian obat untuk meningkatkan efektivitas dan meminimalkan efek samping. Sementara itu, Prof. Bambang Supriyanto menyampaikan orasi berjudul “Pengembangan Senyawa Bahan Alam Indonesia sebagai Kandidat Obat Inovatif,” yang menekankan potensi kekayaan alam Indonesia dalam penemuan obat-obatan baru.

Pengukuhan empat Guru Besar ini menjadi bukti nyata komitmen Universitas Pancasila dalam menghasilkan sumber daya manusia yang unggul dan berkontribusi pada kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia. Diharapkan, pencapaian ini dapat menginspirasi para dosen dan mahasiswa lainnya untuk terus berprestasi dan mengharumkan nama Universitas Pancasila di tingkat nasional maupun internasional.

© 2025 PGSI JAMBI

Theme by Anders NorenUp ↑